Elektabilitas Anies Naik, NasDem: Bukan Hal Mengejutkan
TEMPO.CO, Jakarta – Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menanggapi elektabilitas capres Koalisi Perubahan Anies Baswedan yang mengalami kenaikan. Hal tersebut berdasarkan Survei Nasional (Surnas) Indonesia Political Opinion (IPO) Periode 10-17 November 2023.
“Sebenarnya tidak mengejutkan ya, kalau kita merujuk ke rilis survei IPSOS ya yang dari Prancis, itu kan head to head semua, AMIN 29,8 Prabowo 31,9 dan Ganjar 31, itu kan masih batas margin error semua,” kata dia saat ditemui di Nusantara II, Kompleks DPR RI, Jakarta Pusat, 21 November 2023.
Adapun elektabilitas Anies dalam Surnas IPO soal ‘Peta elektabilitas Koalisi dan Arah Pemilih muda di Pilpres 2024‘ menunjukan sebanyak 32,7 persen. Sedangkan Capres Prabowo Subianto sebanyak 37,5 persen dan Capres Ganjar 28,5 persen.
Dengan hasil survei tersebut, Willy mengatakan apresiasinya. Menurutnya yang paling penting dari keberadaan lembaga survei adalah tidak terlibat dalam konsultan politik dan propaganda politik.
“Politik, itu yang paling penting, kalau polster ya polster aja jangan konsultan politik, jangan kemudian survei bagian dari propaganda politik, cacing bisa jadi naga, naga bisa jadi cacing, jangan,” kata dia.
Adapun hal tersebut penting, menurut Willy karena lembaga survei adalah lembaga yang bergerak basis akademik dan menjaga akal sehat.
“Kita harus tetap berpegang pada sisi etik basis akademik, dan ya harus menjaga akal sehat,” katanya.
Alasan elektabilitas Anies naik
Direktur Eksekutif IPO, Dedy Kurnia Syah mengatakan Pilpres 2024 ini ada tiga paslon capres, dengan konstituen terbagi dengan dua corak pemilih. Pertama kata Dedy, pemilih yang sudah bergerak ke pro pemerintah. Dan kedua kata Dedy, pemilih yang kontra dengan pemerintah.
Dalam situasi tersebut kata Dedy, Anies tidak berebut konstituen dengan siapapun. Dedy menyebutkan paslon Anies-Cak Imin (AMIN) fokus kepada ceruknya sendiri dia tidak berebut kepada pemilih yang pro kekuasaan.
“Sementara Ganjar Pranowo harus berebut suara dengan Prabowo,” kata Dedy.
Dedy mengklaim kalau peningkatan dukungan tersebut murni dari hasil konsolidasi Koalisi Perubahan. Hal tersebut kata Dedy, berangkat dari semakin banyak oramg yang yakin dengan koalisi AMIN.
“Terbukti dengan meningkatnya elektabilitas PKB dalam survei elektabilitas partai, kemudian NasDem,” kata dia.
Adapun dalam Surnas IPO, elektabilitas Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mencapai 9,4 persen di posisi ketiga. Kemudian NasDem, elektabilitas partainya mencapai 7,9 persen dan PKS dengan elektabilitas mencapai 5,8 persen.
Sehingga dengan modal tersebut, Dedy memberian catatan kepada Anies. Ia menyebutkan Anies mesti bisa menjaga soliditas konstituennya.
“Bagaimana dia melakukan soliditas antar pemilih mereka saja, tidak perlu betarung terhadap yang pro dengan Prabowo maupun Ganjar,” katanya.
Dedy menyebutkan potensial dukungan baru datang ke Anies adalah pemilih yang sebelumnya mendukung pemerintahan alias mendukung Prabowo atau mendukung Ganjar mengalami kekecewaan.
“Sebagian besar orang yang merasa kecewa dengan Jokowi pasti tidak akan ke Ganjar atau Prabowo bisa dipastikan besar kemungkinan ke Anies Baswedan,” kata dia.
Sebelumnya, Surnas IPO “Peta Elektabilitas Koalisi dan Arah Pemilih Muda di Pilpres 2024”. Survei dilakukan selama periode 10-17 November 2023. Metode pengambilan sample survei dengan multystage random sampling.
Sampel survei berjumlah 1400 responden tersebar proporsional secara nasional. Validitas responden dilakukan dengan spot check 10 persen sampel dari total populasi sampel. Margin of error dengan survei 2,50 persen dengan akurasi data 95 persen.
Peliput: tempo.co