Anggota MPR Wily Aditya, Sosialisasi Penguatan Sistem Demokrasi
Sampang, (25/1). Anggota MPR RI periode 2019-2024, Willy Aditya, mengadakan sosialisasi penguatan sistem demokrasi di Sampang. Agenda yang dihadiri sejumlah tokoh pemuda dan masyarakat sampang ini merupakan agenda terjadwal resmi di MPR RI dalam rangka menyerap aspirasi warga.
Dalam paparanya, Willy Aditya menyampaikan Indonesia telah memilih sistem demokrasi secara sadar sejak awal pendiriannya. Hal ini dapat dilihat dari dokumen-dokumen resmi rapat-rapat para pendiri bangsa. Dia mengatakan, dari semua tokoh-tokoh pendiri bangsa yang ikut andil dalam memberi pemikirannya, tidak ada satupun yang berkehendak mendirikan kerajaan Indonesia atau sistem otoriter lainnya.
“Semua bicara soal penegakan hak warga, sistem rotasi kepemimpinan, lembaga-lembaga perwakilan, dan institusi-institusi demokrasi, dengan berbagai perspektif ideologi yang beragam. Sampai disepakatilah Pancasila dan UUD 1945 sebagai pondasi negara Indonesia,” ucapnya.
Perkembangan masyarakat Indonesia dalam perjalanannya telah mengalami berbagai fase perubahan sistem demokrasi. Dari demokrasi terpimpin, demokrasi dengan bentuk serikat, sampai pada sistem demokrasi langsung saat ini. Kesemuanya bersumber dari UUD 1945 dan Pancasila.
“Kita telah melewati berbagai percobaan upaya penguatan demokrasi mulai dari demokrasi terpimpin dengan DPR dibawah kendali presiden, Demokrasi Pancasila ala Orba yang otoriter, dan kini demokrasi langsung sejak 1999. Apakah sudah tercapai tujuan bernegara? Saya kira inilah pentingnya terus menguatkan sistem demokrasi,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, pembicara dari Populis Institute, Taufiq menegaskan penguatan sistem demokrasi perlu dipandang sebagai penguatan kendaraan untuk mencapai tujuan bernegara. Sistem demokrasi apapun yang diterapkan Indonesia, pada akhirnya harus mengarahkan pada tercapainya tujuan bernegara sebagaimana disebut dalam pembukaan UUD 1945.
“Ibarat kita mau ke Sampang, demokrasi itu adalah kendaraannya, keindahan dan kenyamanan Sampang adalah tujuannya. Begitu pula demokrasi, dia adalah kendaraan. Sementara tujuannya adalah rakyat pintar, sejahtera dan merdeka dari segala bentuk penjajahan. Karena itu penguatan sistem demokrasi adalah penguatan kendaraan untuk tujuan bernegara,” katanya.
Kegiatan sosialisasi penguatan sistem demokrasi diselenggarakan badan sosialisasi MPR dalam rangka menyerap aspirasi masyarakat untuk terus memperbaiki sistem bernegara. Hal ini dilaksanakan MPR secara resmi sebagai kanal untuk representasi kepentingan warga.