Bukan soal Posisi, melainkan Obligasi Berdemokrasi
AK Surya Paloh tiba-tiba meminta saya untuk menelepon Mas Anies yang sedang berada di Sumatra Barat. Kala itu, beliau tengah bersilaturahim sekaligus memberikan bantuan kepada korban banjir di daerah Padang Pariaman. Kunjungannya tersebut bertujuan meringankan beban derita sekaligus menguatkan satu sama lain.
Dua hari kemudian, 18 Maret sore tepatnya, kami sudah berbincang bersama sembari menunggu waktu berbuka puasa di NasDem Tower. Di sana kami bertukar pikir tentang bagaimana menyikapi hasil Pemilu 2024. Secara khusus, Pak Surya bertanya tentang pandangan Mas Anies terhadap pleno penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU pada 20 Maret. Yang ditanya pun memberikan pandangannya secara leluasa.
Begitulah roman seorang Surya yang demokratis dalam menentukan sikap dan egaliter dalam berdiskusi; tidak ada subordinasi satu dan lainnya. Itu yang membuat seorang Anies Baswedan ‘jatuh cinta’ pada beliau. Tidak hanya tiket pencapresan yang gratis (politik tanpa mahar), tetapi juga pengorbanan untuk memperjuangkan Anies maju sebagai calon yang sah.