Komisi I Ingatkan Pentingnya Sadar Bencana di Masyarakat
Anggota Komisi I DPR Willy Aditya menyatakan, hal yang paling penting dan harus dipahami terkait wabah Covid-19 adalah pola penyebaran dan penanggulangannya yang berbasis komunitas. Karena itu, penting bagi pemuka atau tokoh komunitas sosial tertentu untuk terlibat dalam proses penyadaran terhadap ancaman hal ini.
“Satu hal yang mesti disadari adalah, ini bukan soal penyakit semata. Covid-19 ini juga soal bencana yang bisa mengganggu bahkan merusak tatanan sosial,” ujar Willy kepada wartawan, Kamis (19/3).
Dia mengatakan, Covid-19 tidak cuma mengancam kesehatan, akan tetapi mengancam keutuhan sosial masyarakat, ekonomi, bahkan politik. Skalanya juga tidak hanya lokal, namun sampai skala dunia.
“Angka ini menjadi angka yang tertinggi di Asia Tenggara. Death rate nya juga menjadi 8,3 persen. Ini berarti menjadi yang tertinggi di dunia. Ini tentu sangat mengkhawatirkan kita semua,” ujar Willy.
Oleh karena itu, ia menyarankan, kepada pemerintah untuk segera bangun gerakan sadar bencana di tengah masyarakat. Menurutnya, atmosfir inilah yang belum terasa di tengah kehidupan sosial kita.
“Jadi, keseriusan kita dalam menghadapi pandemi ini harus semakin ditingkatkan. Terutama dari sisi pemerintah,” ujar Willy.
Dalam penilaiannya, masih banyak pihak yang tidak mengindahkan untuk menunda acara maupun ibadah yang melibatkan banyak orang. Di sinilah pemerintah harus bekerja keras lagi untuk memberikan kesadaran tersebut.
“Berdayakan seluruh penyuluh kesehatan untuk memberikan penyadaran akan pentingnya penjarakan sosial (social distancing), hidup bersih dan sehat,” ujar Willy.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, mengatakan, ada penambahan pasien positif corona di Indonesia sebanyak 82 orang.
Yurianto menjelaskan, hingga saat ini total akumulasi pasien positif corona berjumlah 309 orang. Penambahan tersebar di wilayah Banten, DKI Jakarta, Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Riau, Sumatra Utara, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.
Sementara itu, pasien yang meninggal menjadi 25 orang dan pasien yang sembuh menjadi 15 orang.
Sumber: republika.co.id