Literasi dan Keterbukaan, Kunci Harmonis
Sampang, 8/11.
Anggota badan sosialisasi MPR RI dari Fraksi NasDem, Willy Aditya lakukan pertemuan sosialisasi 4 pilar MPR di Sampang, 8/11 mengajak serta forkopimda.
Dalam paparannya, Willy yang telah berhasil memimpin pengesahan UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual, menyampaikan bahwa sebagai sebuah aturan, UU TPKS bukan dimaksudkan untuk semata-mata menghukum pelaku kekerasan seksual. Lebih jauh dari itu, UU TPKS merupakan upaya membangun harmonisasi hubungan diantara sesama warga bangsa.
“UU TPKS itu kalau dilihat separuh-separuh seperti akan menghukum warga yang mungkin bahkan tidak tahu ap aitu kekerasan seksual. Namun jauh dari itu sebenarnya UU ini ditujukan agar baik laki-laki maupun perempuan perlu membangun hubungan yang harmonis diantara sesamanya,” ungkapnya.
Pria kelahiran Solok ini menjelaskan di dalam masyarakat yang literasinya masih minim, maka perlu upaya seksama agar keadilan literasi juga dirasakan oleh masyarakat banyak. “Termasuk didalamnya adalah literasi berkenaan dengan kekerasan seksual,” katanya.
Willy meyakini literasi yang semakin baik akan memberikan cara pandang yang makin beragam dan terbuka bagi masyarakat. Karena itulah menurutnya, peningkatan literasi dan kemauan untuk menerima dengan terbuka perbedaan niscaya akan mengarahkan pada harmoni hubungan sosial diantara sesama.
“Hidup harmonis itu tidak bisa dipaksakan. Dia adalah keseimbangan yang dikejar oleh semua pihak. Artinya antara yang lebih tinggi dan punya kuasa perlu sama-sama terbuka dengan pihak yang lebih rendah atau dikuasai. Termasuk dalam literasi,” jelasnya.
Makin seringnya berita media massa tentang pertikaian antar tetangga membuat mantan Aktivis 98 ini merasa khawatir akan situasi sosial di masa depan. Menurutnya tidak masuk akal jika bangsa Indonesia yang sejak awal behubungan dan bekerja sama untuk memerdekakan diri dari penjajahan, kini harus berseteru satu sam lainnya untuk hal-hal yang sebenarnya bisa didialogkan.
“Akses internet memang membuka peluang informasi untuk mencapai audiens yang jauh lebih tersebar dan lebih banyak. Namun banyaknya informasi di Internet akan menghasilakan sampah dan keberlimpahan yang cenderung negatif dampaknya. Karena itu perlu dukungan bagi upaya naikkan literasi,” ungkapnya.
Pada kesempatan sosialisasi ini Willy menekankan pentingya upaya-upaya untuk menciptakan harmoni sosial agar Indonesia dapat segera keluar dari ancama krisis ekonomi yang jika tidak di cegah akan juga berdampak pada krisis sosial.
“Ini yang sering dilupakan oleh mereka yang katanya cerdas dalam mengusung undang-undang. Namun mereka lupa bahwa warga juga utuh literasi yang bukan sedar mengajarkan melainkan juga mengimlementasikannya”tutupnya.