Menafsirkan Politik Kebangsaan Surya Paloh
Setiap pemikiran membutuhkan penafsiran untuk membumikannya. Dan Surya Paloh memiliki seorang Willy Aditya yang menjadi juru tafsir yang taktis itu. Ini terlihat saat dia menjelaskan bagaimana pidato politik Ketua Umum Partai Nasional Demokrat itu dalam acara Bedah Orasi Ilmiah di Hotel Bandung Permai, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (27/8/2022) lalu.
Pria yang juga Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI ini menegaskan, orasi ilmiah Surya Paloh dalam penganugerahan Doktor Honoris Causa di kampus Universitas Brawijaya Malang, medio Juli lalu membuka cakrawala bagi masyakarat. Apalagi orasi ilmiah Paloh tersebut bicara soal politik kebangsaan yang merepresentasikan high politic atau politik kelas tinggi.
“Politik kebangsaan ini yang mengarusutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi atau kelompok politik,” kata Willy. Dalam politik kebangsaan, narasi utama yang dibangun menyangkut politik untuk kemaslahatan bersama, untuk publik, nasionalisme, dan otokritik terhadap lembaga-lembaga politik, serta terhadap masyarakat politik.
Narasi ini jelas jauh berbeda dengan politik elektoral yang mengutamakan kepentingan individu atau kelompok. Menurut Willy, politik elektoral adalah ekspresi perang dan melahirkan residu, perselisihan, kebencian hingga pertikaian.
Willy menegaskan, pemikiran Surya Paloh adalah mengajak warga bangsa untuk bersama-sama mengembalikan khittah politik agar tak terjebak pada urusan merebut dan mempertahankan kekuasaan semata. “Tapi bagaimana membangun ruang publik bersama, itu hal yang paling pokok. Karena tujuan dari politik itu kan menyejahterakan, membahagiakan masyarakat dan itu juga ada di dalam UUD 1945,” katanya.