Pemisahan Politik Identitas dengan Politisasi Identitas Dinilai Sesat Pikir
Jakarta: Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyoroti gagasan pemisahan politik identitas dengan politisasi identitas. Hal itu dinilai tidak masuk akal.
“Ini sesat pikir yang paling fundamental. Bagaimana Anda sepakat dengan politik identitas, tapi menolak politisasi identitas,” kata Willy dalam diskusi publik di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Rabu, 17 Mei 2023.
Willy mengatakan politik dalam perlagaan simbolik. Hal itu bahkan tidak hanya diterapkan dalam politik.
“(Saat demonstrasi), kenapa harus membawa bendera besar, jargon paling kencang? Karena kesadaran publik adalah kesadaran yang impresif dan simbolik,” ujar anggota Komisi XI DPR itu.
Willy menegaskan politik identitas bukan hal yang tabu dan saru. Dia mengutip usulan tokoh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Ki Bagoes Hadikoesoemo.
“Apa proposalnya? Saya pengin negara berbasiskan Islam karena Islam yang paling besar. Terus bagaimana memisahkan politik identitas dengan politisasi identitas?” kata dia.
Contoh lainnya, yakni UMJ itu sendiri. Willy menyebut UMJ terang-terangan menyasar mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah.
“Bagaimana mereka tidak menonjolkan simbol-simbol kemuhammadiyahannya? Tidak boleh naif dan sesat berpikir,” kata dia.
*sumber : metro tv