Willy Aditya: Mahasiswa Madura, Bikin Gerakan Literasi!
Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Willy Aditya mengimbau mahasiswa-mahasiswa Madura di perantauan Jabotabek menggalakkan program literasi. Menurut Willy yang terpilih dari daerah pemilihan Jawa Timur XI yang meliputi Bangkalan, Sumenep, Pamekasan dan Sampang itu, peningkatan literasi melalui pengadaan perpustakaan di kampung-kampung dan di masjid-masjid akan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
“Literasi akan membuat masyarakat bisa berpikir kritis. Berpikir kritis adalah syarat bagi peradaban kita bisa berkembang dan demokrasi kita terjaga,” kata lulusan Universitas Gadjah Mada itu, Kamis, 27 Juli 2023.
Hal itu disampaikan Willy Aditya saat menemui dua kelompok mahasiswa Madura di Kantor Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem di Jl RP Soeroso, Jakarta Pusat. Kelompok pertama adalah Gerakan Mahasiswa Nusantara (GMN) yang dipimpin Ali Hamdan dan kelompok kedua adalah Forum Mahasiswa Madura (Formad) yang dikoordinatori Ferdy Ansyah.
Perpustakaan itu, kata Willy, bisa dibangun di masjid atau musala-musala di kampung. “Jangan masjid hanya untuk ibadah wajib saja, tapi juga menjadi pusat literasi,” kata Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR itu.
Selain itu, Willy menyampaikan, problem lain yang sedang terjadi saat ini adalah minimnya lapangan kerja dan problem stunting pada anak-anak. “Bicara stunting, kita bicara gizi, bicara makanan,” kata Wakil Ketua Badan Legislasi DPR tersebut.
Karena itu, Willy yang juga Sekretaris Badan Pemenangan Pemilu Partai NasDem itu menyambut baik rencana kedua organisasi mahasiswa ini untuk membuat program-program yang relevan dengan kebutuhan masyarakat seperti yang dia sebut.
Dalam pertemuan yang diikuti belasan mahasiswa Madura itu juga muncul perbincangan mengenai ide “Provinsi Madura”. Willy menegaskan, Partai NasDem menyokong gagasan pembentukan Provinsi Madura.
“(Namun masalahnya) ada moratorium daerah otonomi baru,” kata Willy. Karena itu, Fraksi NasDem di DPR menunggu kesepakatan bersama wakil rakyat bersama pemerintah untuk menghentikan moratorium.
Dan Willy menyebut, bukan hanya Madura yang sedang antre untuk bisa menjadi provinsi sendiri. “Antreannya panjang,” kata aktivis mahasiswa 98 itu