Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Anies Jualan Rekam Jejak Ketimbang Gimmick Politik

RM.id  Rakyat Merdeka – Bakal Calon Presiden Partai Nasional Demokrat (Bancapres NasDem) Anies Baswedan akan melanjutkan safari politiknya ke sejumlah daerah di Sumatera. Mantan Gubernur DKI Jakarta itu disarankan menjual rekam jejak keberhasilan, ketimbang jualan gimmick politik.

Rencana safari politik Anies diungkapkan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai NasDem, Willy Aditya. Anies mengawali kunjungannya ke Aceh Jumat (2/12). Selanjutnya, 3-4 Desember Anies akan ke Padang.

Weekend ini full sampai hari Senin. Mas Anies akan keliling ke berbagai wilayah di Sumatera,” kata Willy dalam pesannya ke­pada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dikatakan, Anies juga dijadwalkan menghadiri perayaan Natal di Papua, pada akhir Desember nanti. Apakah ini untuk membantah bahwa Anies didukung kaum intoleran? Willy menegaskan, selama menjadi Gubernur DKI Jakarta, Anies sudah sangat inklusif dan terbuka.

“Ini tanggung jawab NasDem untuk memperkenalkan calon pemimpin ke publik. Kami mengenalkan Mas Anies lebih pa­da kinerja dan rekam jejaknya. Misalnya, selama jadi Gubernur, Mas Anies amat inklusif terhadap kelompok manapun,” tandasnya.

Sebelumnya, Anies singgah di Palu, Sulawesi Tengah, 24-25 November kemarin menghadiri Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) dan memberi­kan pidato kebangsaan. Anies juga telah berkeliling di sejum­lah daerah di Pulau Jawa.

Sementara itu Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan, pemilih Anies memang sebagian besar jenis pemilih rasional. “Sehingga, dalam kampanyenya ke berbagai daerah dan kelompok, disarankan mem-blow up rekam jejak keber­hasilan Anies,” kata Pangi kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Temuan terbaru survei Voxpol Center Research and Consulting yang dilakukan November 2022 menunjukkan, ada perbedaan mencolok karakter pemilih antara Anies Baswedan, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.

Diterangkan, pemilih Anies memilih berdasarkan alasan ra­sional dengan melihat prestasi dan kinerja. Sedangkan pemilih Ganjar dipilih berdasarkan ala­san sosiologis di mana sosok pemimpin yang dekat dengan rakyat menjadi pertimbangan utama. Untuk Prabowo dipilih karena faktor psikologis, sikap tegas pemimpin menjadi per­timbangan utama. “Saat ditanya alasan memilih Anies, 21,2 persen menjawab Anies adalah gubernur berprestasi,” kata Pangi.

Segmen pemilih rasional, kata dia, menentukan pilihan politiknya atas dasar pertimbangan integritas, kapasitas, dan kompetensi. Dalam kaitan sosialisasi, untuk melakukan penilaian terhadap kandidat, pemilih harus memiliki informasi rekam jejak kandidat di masa lalu dan proyeksi di masa depan.

“Sajikan cerita kesuksesan. Sekaligus tawarkan apa yang dapat dilakukan. Artinya, proyeksi masa depan dan evaluasi atas rekam jejak kandidat men­jadi poin penting,” sarannya.

Oleh karena itu, Capres yang berprestasi menjadi pilihan pal­ing objektif di segmen pemilih rasional. Namun, diingatkan, janji politik yang sifatnya wacana dan sebatas angan-angan, sangat tidak relevan mempengaruhi pemilih rasional.

“Pemilih rasional yang jumlahnya massif pada 2024, pe­milih pemula, lebih percaya bukti ketimbang janji. Jadi, 2024, jadi pertarungan kandidat yang punya rekam jejak dan prestasi. Rekam jejak ini akan lebih mudah untuk dikapitalisasi di pemilu kali ini. Sudah bukan lagi isu identitas dan gimmick pemimpin merakyat,” pungkasnya. ■

 

Peliput: Rm.id

Tinggalkan Balasan