Posted on / by Willy Aditya / in Berita

NasDem soal Big Data Pemilu: Kebenaran Tak Membebek pada Pembicaraan

Jakarta, CNN Indonesia — Wakil Ketua Fraksi Partai NasDem DPR Willy Aditya menilai langkah menunda penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak bisa hanya berdasarkan big data, yang diklaim hanya berdasarkan angka pembicaraan.
“Banyak aspek yang kemudian menjadi pertimbangan,” kata Willy saat dihubungi, Rabu (16/3).

Hal ini dikatakannya soal klaim Menko Maritim dan Investasi Luhut Pandjaitan bahwa 110 juta percakapan dalam big data media sosial pihaknya mendukung penundaan Pemilu 2024.

Ia berkata, big data memang bisa menjadi salah satu referensi dalam pengambilan kebijakan politik. Namun, Willy menegaskan politik memiliki seni hingga kebijaksanaan, dan tidak hanya sekadar mengikuti pada data semata.

“Kita harus melihat siapa, kita harus mengatakan harus dikombinasikan antara profesionalisme dengan integritas dan moralitas,” tuturnya.

Willy menyampaikan penundaan pemilu berdampak besar terhadap kenegaraan, seperti perubahan masa jabatan presiden yang sudah dibatasi konstitusi.

Menurutnya, butuh konsensus untuk menyikapi keputusan penundaan pemilu. Dia bilang pengambil kebijakan tidak bisa mengambil keputusan berdasarkan satu aspek, terutama dari big data yang bersumber dari interaksi masyarakat di dunia maya.

“Kebenaran itu kan tidak hanya membebek kepada suatu pembicaraan yang banyak dan itu menjadi sebuah kebenaran,” sebut dia.

Willy menambahkan, perlu dilakukan dialog mendalam membahas wacana tersebut, mengingat keputusan yang diambil bakal menentukan arah bangsa ke depan.

“Ini bukan lagi masalah kalah menang, bukan masalah banyak-banyakan lagi, tapi negara ini mau diarahkan ke mana, karena semua dibutuhkan dialog dan konsensus bersama,” ujar dia.

Sumber: CNNIndonesia.com

Tinggalkan Balasan