Posted on / by Willy Aditya / in Berita

NasDem soal Kecurangan Pemilu: Mahfud Berdasar Pengalaman, SBY Praduga

Jakarta – Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Menko Polhukam Mahfud Md sama-sama bicara soal kecurangan Pemilu. NasDem menilai pernyataan keduanya tak bisa dibandingkan karena dasarnya berbeda.

“Begini, itu dua statement yang tidak apple to apple. Pak Mahfud berdasarkan pengalaman dia sebagai Hakim MK, sementara Pak SBY sebagai pembina Partai Demokrat. Yang satu berdasarkan logika legal formal, yang satu logika politik. Jadi kurang tepat untuk dihadap-hadapkan,” kata Ketua DPP NasDem Willy Aditya kepada wartawan, Kamis (22/9/2022).

Willy menilai pandangan SBY dan Mahfud bisa saja sama-sama benar. Namun, kata dia, pandangan salah satunya bisa diverifikasi, sedangkan yang lainnya hanya dugaan.

“Keduanya bisa sama-sama benar. Bedanya, yang satu bisa diverifikasi, yang lainnya bisa jadi hanya berdasar praduga saja,” ujar dia.

Willy menganggap pandangan yang disampaikan dua tokoh itu sah-sah saja dalam politik. Menurutnya, pandangan Mahfud bahwa pemilu pasti ada kecurangan didasari selalu ada sengketa dalam pemilu.

“Tapi namanya dunia politik semua itu jadi sah-sah saja. Pak Mahfud sah menyatakan begitu karena memang pada kenyataannya selalu terjadi sengketa dalam pemilu,” kata Wakil Ketua Baleg DPR itu.

Sementara, dia menilai pernyataan SBY tak bisa dilarang. Terlebih, kata dia, iklim politik RI gemar dengan hal-hal dramatik.

“Demikian juga Pak SBY, sah juga menyatakan begitu. Wong dia cuma menyatakan dugaan, melihat tanda-tanda, dan sebagainya. Kan nggak bisa dilarang hal semacam itu. Apalagi iklim politik kita suka dengan hal-hal dramatik semacam itu,” katanya.

“Jadi, membaca dua statement ini mesti cerdas dan cermat. Jangan gampang menyimpulkan. Ojo kesusu, kalau orang Jawa bilang,” imbuhnya.

Sebelumnya, SBY mengatakan ada upaya kecurangan di Pemilu 2024. Mahfud Md menyampaikan ada atau tidaknya tudingan tersebut, pemilu pasti selalu diwarnai kecurangan.

“Ada atau tidak ada tudingan dari Pak SBY, Pemilu pasti diwarnai kecurangan,” kata Mahfud saat dihubungi, Rabu (21/9).

Mahfud mengatakan banyak kecurangan Pemilu juga terjadi di zaman SBY. Mahfud menyebut kecurangan tersebut bukan berasal dari pemerintah, melainkan antar-sesama pendukung.

“Pada zaman Pak SBY juga banyak kecurangan. Sebagai hakim MK ketika itu saya tahu itu. Tapi kecurangan yang terjadi bukan kecurangan yang dilakukan pemerintah terhadap parpol, melainkan kecurangan antarpendukung parpol sebagai kontestan pemilu,” tuturnya.

Lebih lanjut, Mahfud mengetahui adanya kecurangan pemilu saat dirinya menjabat sebagai Ketua Mahkamah Konstitusi (MK). Kecurangan pemilu diketahui saat adanya gugatan perolehan suara paslon yang digugat ke MK.

Peliput: Detik.com

Tinggalkan Balasan