Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Pancasila di Rumahku, Cara NasDem Bangunan Kebangsaan

PANCASILA sebagai ideologi negara dan pedoman kebangsaan perlu diimpelentasikan di kehidupan sehari-hari. Kemudian penanamannya membutuhkan metode kekinian supaya mudah diterima semua khalayak.

Hal ini terungkap dalam peresmian dimulainya gerakan Pancasila di Rumahku di Rumah Cokro, Peneleh, Surabaya, Jawa Timur oleh Anggota MPR Fraksi NasDem, Willy Aditya.

Ia mengatakan narasi Pancasila yang sejatinya diambil dari sari pati kehidupan warga nusantara, kini makin tergerus. Seolah-olah Pancasila hanya milik elit dan alat bagi kekuasaan.

“Gerakan Pancasila di Rumahku ini semacam proyek kecil kebangsaan, petit nation project. Kita bangun kembali narasi besar Pancasila dari narasi-narasi kecil keseharian warga. Ini proyek bersama,” katanya dalam keterangan resmi, Senin (9/3).

Willy menyampaikan, ada tanggung jawab moral besar baginya sebagai anggota MPR yang telah di fasilitasi negara untuk membangun kembali keeratan warga.

Dari keeratan inilah, menurutnya, akan terbangun narasi-narasi besar kebangsaan. Karena itu menurutnya sosialisasi empat pilar kebangsaan harus dilakukan dengan cara-cara yang lebih membumi.

“Sosialisasi pilar kebangsaan harus dengan metode kekinian yang jauh lebih dapat diterima warga. Konten bisa disampaikan dan diterima dengan baik jika metode yang digunakanpun sesuai. Inilah alasan mengapa saat ini saya memilih metode bercerita melalui berbagai media, tulis, video, audio. Warga punya narasi dari kesehariannya tentang Pancasila, kita fasilitasi itu,” jelasnya.

Willy, yang juga merupakan wakil ketua Fraksi NasDem DPR ini menambahkan, nantinya narasi yang dibuat oleh warga akan dikumpulkan dan di unggah di laman khusus bumipancasila.id.

Selain itu dia juga ingin menambah semangat warga untuk ikut serta bernarasi dengan cara-cara yang kreatif.

Lomba membumikan pancasila di rumahku ini nantinya akan memberikan insentif bagi pembuat narasi yang dinilai memiliki otentisitas dan dapat memberikan kontekstualisasi Pancasila dengan semangat zamannya.

Dia berharap, narasi Pancasila yang disampaikan oleh warga akan membangun narasi besar yang orisinal dari warga. Narasi yang dihasilkan dari gerakan inilah nanti menurutnya penting dijadikan sebagai narasi bersama yang bukan narasi ala penguasa.

“Ragam narasi yang nantinya diterima itulah narasi warga tentang Pancasila dalam sanubarinya. Sehingga Pancasila itu benar merupakan milik warga dalam rangka hidup b ersama,” pungkasnya.

Sumber: mediaindonesia.com

Tinggalkan Balasan