Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Politik Identitas Jadi Penggembosan ke NasDem

Jakarta – PDI Perjuangan (PDIP) enggan bekerja sama di Pilpres 2024 dengan pihak yang mencemari masjid demi kekuasaan. Hal ini disampaikan Ketua DPP PDIP Said Abdullah seraya menyindir Partai NasDem. Partai NasDem menegaskan tidak pernah melakukan politik identitas untuk meraih kemenangan di berbagai kontestasi politik.

Menurut Willy, yang menuduh NasDem secara apriori sebenarnya justru tengah mempraktikkan politik identitas yang digugat. Willy menyebut identitas bukan cuma SARA.

“NasDem itu identitas, PDIP itu identitas, cebong dan kadrun juga identitas. Tapi mereka terus mengeksploitir hal-hal semacam itu dan secara paradoks menuduh lawan mereka adalah simbol dari politik identitas. Sebuah kenyataan yang menyedihkan sebenarnya, karena pada kenyataannya mereka juga tidak berbeda dengan mereka gugat sendiri,” kata Willy.

“Alaa kulli haal, di atas itu semua, sebagaimana kami serukan di rakernas Juni kemarin, NasDem selalu menyerukan akan pentingnya membangun dan mempraktikkan politik kebangsaan. Sebuah praktik yang didasarkan pada semangat mengarusutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan pribadi. Kita boleh bersaing, kita boleh berkompetisi, namun semua itu ditujukan demi kemajuan bangsa dan negara kita ke depan,” imbuhnya.

Apa yang disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah soal tak mau berkoalisi dengan pencemar masjid, kata Willy, justru sejalan dengan rekam jejak NasDem. Namun, NasDem merasa ada upaya penggembosan usai Anies Baswedan dicapreskan.

“Ya enggaklah. Memang NasDem pernah bawa-bawa tempat ibadah demi mencapai kemenangan? Di dua pemilu, di dua pilpres, NasDem tidak pernah menjadikan tempat ibadah sebagai ruang kampanye. Ibadah ya ibadah, kampanye ya kampanye. Termasuk di tiga pilkada di mana NasDem terlibat di dalamnya. Semangat dan seruan kami tidak berubah: Pancasila serta kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan kelompok dan golongan,” kata Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya kepada wartawan, Senin (10/101/2022).

“Jadi tidak ada pernyataan tersebut menyinggung NasDem. Karena memang buktinya seperti itu. Silakan saja di-tracing, di-tracking, adakah Partai NasDem melakukan itu dalam kontestasinya. Tidak ada!” katanya.

Apa yang disampaikan oleh Ketua DPP PDIP Said Abdullah soal tak mau berkoalisi dengan pencemar masjid, kata Willy, justru sejalan dengan rekam jejak NasDem. Namun, NasDem merasa ada upaya penggembosan usai Anies Baswedan dicapreskan.

“Hanya saja, NasDem agak berbeda dengan pandangan semacam beliau terkait diskursus terkait politik identitas. Pascadeklarasi 3 Oktober kemarin kan jadi marak nih lontaran-lontaran tentang politik identitas. NasDem dianggap akan menjalankan politik identitaslah, berkolaborasilah, dan sebagainya. Meskipun tujuannya sebenarnya cuma satu, menyerang dan menggembosi saja. Tapi it’s ok. Itu biasa menjelang pesta demokrasi lima tahunan,” ujarnya.

Terkait politik identitas, NaDem menilai aksi-aksi semacam itu mestinya dimoderasi, bukan dihantam. Willy menyebut NasDem ingin bergotong royong, bukan saling pukul.

“Padahal kita tidak ingin hal semacam itu terjadi lagi. Padahal kita ingin meminimalisir praktik itu, tapi langkah yang kita ambil malah mengobarkannya kembali. Padahal kita pengin gotong-royong, tapi semangat yang kita bawa malah memukul, bukan merangkul. Ini yang tidak cocok dengan NasDem,” ucapnya.

Digubah dari : Detik.com

Tinggalkan Balasan