Politisi NasDem Minta TNI dan Kemenhan Investigasi Kelayakan Heli MI-17
Politisi NasDem Willy Aditya meminta kepada TNI dan Kementerian Pertahanan untuk dapat segera melakukan investigasi mendalam terhadap kelayakan Helikopter MI-17. Hal itu dikarenakan pesawat angkut buatan Rusia itu termasuk alutsista milik TNI AD yang paling sering dipakai dalam misi latihan maupun misi pengiriman logistik dan pasukan.
Willy mengatakan kejadian serupa pernah beberapa kali terjadi. Di antaranya pada Juni 2019 lalu ketika helikopter jatuh di kawasan Oksibil, Papua dalam misi pengiriman logistik pasukan. Jenis heli yang sama juga pernah dikabarkan hilang kontak dan jatuh di Oksibil pada Februari lalu.
“Kemenhan dan TNI perlu melakukan investigasi intensif terhadap beberapa kejadian kecelakaan MI-17 ini. Kalau dua kejadian sebelumnya di Oksibil dimulai dengan kehilangan kontak, nampaknya tidak mungkin dengan yang di Kendal. Ini perlu penyelidikan mendalam,” ujar Willy dalam keterangan tertulis yang diterima kumparan, Minggu (7/6).
Willy menilai investigasi mendalam perlu dilakukan agar TNI AD dapat mengetahui hal teknis apa yang menyebabkan heli jenis MI-17 kerap bermasalah.
Selain itu, Indonesia sebagai pembeli perlu menekankan pelatihan teknis yang memadai dari Rusia. Hal itu dilakukan untuk meminimalisir terulangnya kecelakaan serupa yang melibatkan Heli jenis MI-17 ini.
“Faktor terjadinya kecelakaan bisa karena hal teknikal, bisa juga karena sumber daya manusia. Kalau karena hal teknikal, maka Kemenhan atau TNI bisa saja mengajukan klaim gugatan terhadap kecelakaan yang terjadi. Kalau karena SDM yang belum menguasai teknologinya, maka ada kewajiban bagi supplier untuk melakukan pelatihan yang memadai,” ucap Willy.
Oleh karena itu, investigasi mendalam wajib segera dilakukan agar TNI atau Kemenhan dapat segera bertindak menanggapi sejumlah kecelakaan yang melibatkan heli jenis MI-17 ini.
“Masyarakat tentu sangat mencintai tentaranya, karena itu mereka juga tidak ingin tentara menjadi korban dalam kecelakaan yang merenggut nyawa. Kemenhan atau TNI perlu menjelaskan hasil investigasinya, agar dukungan masyarakat terhadap TNI juga semakin membesar. Bentuknya paling minim adalah dukungan untuk mengalokasikan APBN jika memang perlu penggantian atau peremajaan,” sambungnya.
Willy berharap dalam waktu dekat baik TNI AD maupun Kemenhan dapat segera memulai investigasi itu. Koordinasi antara TNI, KNKT, pihak pabrikan perlu segera dilakukan agar dapat ditemukan apa penyebab utama kecelakaan dan langkah perbaikan yang perlu dilakukan ke depan.
“Dari kejadian Februari 2020, Juli 2019 tentu sudah ada hasil investigasi, nah ditambah dengan hasil investigasi saat ini tentu akan menjadi makin banyak bahan analisa yang diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan. Saya kira Menteri Pertahanan yang juga mantan TNI AD akan menaruh perhatian besar terhadap hal ini,” pungkasnya.
Sumber : kumparan.com