Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Sentil Koalisi Partai Lain, Willy Aditya Bersyukur Koalisi Perubahan Pengusung Anies Solid

Sekretaris Bappilu DPP Partai NasDem Willy Aditya meminta presidential threshold dievaluasi. Karena dia tidak ingin aturan yang mensyaratkan partai atau gabungan partai politik memiliki 20 persen kursi di DPR atau 25 persen suara nasional baru bisa mencalonkan capres-cawapres sebagai alat saling sandera.

“Biar kemudian kerumitan-kerumitan ini, jebakan-jebakan batman ini menjadi, ini kan aktivis pro demokrasi banyak, menjadi komitmen politik kita bersama-sama, biar kemudian tidak ada lagi praktik politik sandera-menyandera terhadap threshold,” jelasnya dalam Indonesia Lawyers Club dengan tema “Koalisi semakin Membingungkan, Siapa Sebenarnya King Maker?” Kamis malam, 4 Mei 2023.

Dengan demikian, pada saat pilpres demikian juga pilkada, magnet utama partai politik berkoalisi atau bergabung adalah semata-mata karena faktor kandidat yang diusung. “Yang kedua, baru kemudian piranti-piranti lainnya yang kemudian bisa disusun,” ucapnya.

“Nah, ini kan tidak. Bayangkan nasib tragisnya. Sudah dibikin koalisi, habis itu di dalam koalisi itu ada koalisi lagi. Ini kan ‘hajab si rajab bin mustajab’ betul ini. Ada yang sudah menyeberang ke sini, menyeberang ke sini,” sambungnya menyentil koalisi-koalisi partai lain.

Nah, dia bersyukur Koalisi Perubahan untuk Persatuan yang terdiri dari Partai NasDem, Demokrat, dan PKS dengan mengusung Anies Baswedan solid. Karena memang mereka menjadikan calon presiden faktor pemersatu.

“Ya, kami tentu bagian dari yang bersyukur. Karena apa? Koalisi perubahan ini hadir dengan full consciousness, dengan full concern. Itu yang menjadi lem perekatnya Anies Baswedan. Yang kedua baru kemudian gagasannya kami breakdown,” sambungnya.

“Jadi kalau sekarang lagi rusuh-rusuh, lagi kisruh-kisruh, kami justru sekarang dalam proses bagaimana menyusun platform perjuangan bersama,” katanya lagi.

Sebagaimana diketahui, selain PDIP yang sudah menetapkan Ganjar Pranowo sebagai capres karena memenuhi ambang batas presiden sehingga bisa mengusung sendiri, terdapat dua koalisi partai politik lainnya.

Yaitu Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang terdiri dari Golkar, PAN, PPP dan  Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KKIR) yang dibentuk Gerindra dan PKB.

Namun, PPP sendiri sudah resmi mendukung Ganjar Pranowo sebagai capres. PAN juga mengisyaratkan akan mengikuti langkah partai berlamban Kabah tersebut. Sementara Golkar masih pada sikap semula mendukung Ketua Umumnya, Airlangga Hartarto sebagai calon presiden.

Demikian juga Gerindra tetap kuekueh akan kembali mengusung Prabowo Subianto. Belakangan, Golkar dan PKB menginisiasi pembentukan koalisi besar, menggabungkan KIB dan KKIR.

*sumber : KBANews

Tinggalkan Balasan