Posted on / by Willy Aditya / in Catatan

12 Strong

Ini adalah judul sebuah film perang yang diangkat dari buku “Horse Soldiers”. Selayaknya karya tulis yang diangkat ke layar lebar, acap kali tercipta jurang antara dimensi bebas imajinasi dengan karya visual yang dibatasi ruang dan waktu. Karya visual sering menyajikan sensasi, sementara karya tulis lebih lekat dengan imajinasi. Itulah kekuatan alam teks yang selalu memberi kebebasan tafsir pada setiap diri yang menikmatinya, Anakku.

Alif, Anakku,

Papa ceritakan tentang 12 Strong sebagai salah satu dari sekian banyak kisah monumental yang ada. Bukan hanya karena kisah ini tentang perperangan dan heroisme; bukan pula karena Peristiwa 9/11 yang melatarinya. Kalaulah hanya tentang perang, pahlawan, dan teror, itu jamak dalam setiap patahan sejarah, Anakku. Kisah ini menjadi menarik karena tokoh yang memerankan karakter di dalamnya, Chris Hemsworth, adalah pemeran tokoh heroik Thor dalam film-film Marvel, yang akrab bagi generasimu.

Alif Camilo, Anakku,

Perang sudah terjadi sejak dari zaman para nabi, hari ini, bahkan mungkin hingga kiamat nanti. Perang terjadi setiap saat, setiap waktu. Ia tidak hanya disampaikan dalam kitab-kitab suci, legenda dan mitos, game, atau film-film yang kita nikmati. Adagium Romawi kuno mengatakan Si vis pacem para bellum, yang artinya, “Jika kau mendambakan perdamaian, bersiap-siaplah menghadapi perang”.

Ada perang menegakkan kehormatan diri dan keluarga; ada perang mempertahankan Tanah Air, perang melawan kezaliman, bahkan perang dalam rangka menegakkan perintah Allah. Semua kisah dan alasan perang bisa saja sama, bahkan klise, Anakku! Namun yang menjadi faktor penentu dalam perang itu sendiri adalah eksistensi seorang “lakon”.

Alif Camilo Adiwijaya, anakku!

Setiap perang ada lakonnya; setiap lakon ada masanya. Dan hal yang akan berlaku sama bagi setiap lakon ketika ia tengah maju ke medan perang adalah satu: keutamaan sikap. Seorang Lakon adalah dia yang memiliki keberanian membuat keputusan, konsisten dalam sikap dan tugas, serta total dalam amanah. Itulah moralitas seorang Lakon, yang takkan lekang diterpa panas dan takkan lapuk dimakan hujan.

Anakku, hidup pada dasarnya adalah medan peperangan. Perang melawan kebodohan, perang melawan kemalasan, perang melawan rasa ingin menang sendiri, hingga perang melawan hawa nafsu. Maka, jadilah Sang Lakon itu. Jadilah Lakon dalam medan peperangan itu!

Selamat ulang tahun yang ke-12 Alif Camilo Adiwijaya!

Semoga kisah singkat ini menjadi kado yang inspiratif.

Salam!

 

30 Oktober 2019

Tinggalkan Balasan