Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Kunjungi Sampang, Willy Aditya Beri Dukungan Guru Honorer

Sampang, 25 Maret 2023 – Nasib guru honorer yang masih belum dapat ditampung dalam program peningkatan status masih terkatung. Program peningkatan menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja (PPPK) diakui menjadi salah satu harapan yang dimiliki para guru honorer di Sampang. Namun sejak mengikuti segala proses yang ada, para guru ini masih juga belum memperoleh penetapan yang mereka harapkan.

 

Mendapati keluhan para guru honorer, Anggota Komisi XI DPR RI, Willy Aditya mengatakan bahwa APBN selalu dicari kecukupannya untuk pembangunan infrastruktur. Karena itu harusnya hal yang sama dilakukan untuk memperjuangkan para guru.

 

“Saya sangat memahami kegelisahan teman-teman guru disini. Ini juga menjadi kegelisahan yang saya suarakan terus. Miris dengan kondisi penghargaan terhadap guru begitu rendah. Sama-sama kita perjuangkan,” ucap Willy Aditya.

 

Wakil Ketua Badan Legislasi DPR RI ini menceritakan bagaimana disetiap kekacauan akibat perang, negara-negara yang kini maju selalu terdapat cerita tentang perhatiannya terhadap para guru. Dia menyebut Jepang di Asia, hingga peradaban Romawi dahulu kala dimana guru menjadi perhatian para pemimpin.

 

“Bicara perdaban itu tidak lepas dari para guru. Omong kosong kita mau membangun peradaban, revolusi mental dan lainnya kalau guru tidak kita perhatikan,” tegasnya.

 

Dalam kesempatan kunjungan kerjanya di Sampang, Willy menemui kelompok guru honorer yang masih mempertanyakan SK PPPK yang belum kunjung mereka terima.

 

Alumnus UGM dan ITB ini menjelaskan SK PPPK yang diminta para guru honorer adalah hal yang sebenarnya kecil. Namun entah mengapa seolah-olah problemnya menjadi begitu kompleks. Karena itu Willy menegaskan perlu strategi yang tepat untuk mendesak pemerintah segera mengeluarkan SK PPPK termasuk program-program peningkatan kesejahteraan guru.

 

“Saya, anda, dan semua yang hadir disini tidak akan ada disini kalau tidak ada peran guru. Guru yang dengan komitmen dan kesungguhannya bercita-cita membangun peradaban Indonesia yang maju. Strategi perlu dibangun untuk berjuang dari atas dan bawah,” tuturnya.

 

Willy menjelaskan strategi yang dimaksud bukan hanya soal menuntut hak-hak yang semestinya dipenuhi negara. Namun juga perlu diiringi dengan strategi dari bawah yaitu terus menunjukan kualitas hasil pendidikan. Untuk strategi kedua inilah, peran serta masyarakat mutlak diperlukan.

 

“Soal peradaban ini bukan hanya soal kewajiban negara atau para guru. Ini adalah persoalan bersama. Tidak salah jika masyarakat juga bahu membahu menyokong kesejahteraan guru agar mereka konsentrasi membangun kualitas peradaban yang unggul bagi masyarakat Sampang.

Tinggalkan Balasan