Soal Kabar Banyak Kader Mundur Usai Deklarasi Anies, Politikus Nasdem: Hanya Gorengan
TEMPO.CO, Yogyakarta – Dewan Pimpinan Pusat Partai NasDem Willy Aditya menilai kabar banyaknya kader partainya yang mundur pasca mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden adalah hal yang tidak benar.
“Jadi itu hanya bunyian-bunyian, gorengan-gorengan orang yang tidak suka saja,” kata Willy Aditya di UGM Yogyakarta pada Senin, 10 Oktober 2022.
Willy menuturkan adanya kader NasDem mundur pasca pendeklarasian Anies Baswedan itu dinilai sebagai dinamika internal biasa dalam partai politik. “Tentu ada yang senang, ada yang tidak senang. Itu suatu keniscayaan dalam hidup, ada pro kontra,” kata dia.
Willy justru menuturkan, jika dilihat secara obyektif, pasca pencalonan Anies Baswedan itu, secara statistik grafik NasDem malah mengalami lompatan yang luar biasa dan hubungannya dengan publik. “Terutama di ranah sosial medianya, respons publik naik secara signifikan,” kata dia.
Hanya saja, kata Willy, Nasdem tetap bersikap tegas jika ada yang sengaja mengumbar kebohongan dengan memanfaatkan momentum deklarasi Anies Baswedan itu.
Willy mencontohkan ada portal media yang membingkai seolah-olah sangat banyak kader NasDem yang mundur pasca deklarasi Anies Baswedan yang digelar awal Oktober 2022 lalu. Setelah diklarifikasi ternyata berita tahun 2013.
“Kita sudahilah politik kebencian, politik yang fake news, politik yang menebar hoaks. Jangan ada orang-orang lempar batu sembunyi tangan,” kata dia. “Berbeda pilihan itu sebuah keniscayaan, kita rayakan tradisi saling menghormati,” Willy menambahkan.
Pendamping Anies
Menurut Willy, pasca deklarasi calon presiden untuk Anies Baswedan, partainya kini makin intensif berkomunikasi dengan partai lain, yakni dengan Partai Demokrat dan PKS. Posisi Anies Baswesan yang diusung sebagai capres, kata Willy, menjadi benang merah untuk membuat kesepakatan bersama dari tiga partai itu. Hanya saja untuk sosok cawapres, Willy mengatakan hal itu belum disepakati.
“Kalau dari NasDem, sosok cawapres itu kami serahkan pada Pak Anies untuk memilih dan menentukannya. Ini menjadi ruang negosiasi dengan partai-partai koalisi siapa yang nanti akan mendampingi pak Anies,” kata dia. NasDem tak memiliki kriteria khusus untuk cawapres pendamping Anies kelak.
“Kami hanya ingin cawapres itu nanti bisa dwitunggal, jangan seperti kawin paksa, saling melengkapi saja,” kata Willy yang mengatakan NasDem sejauh ini tidak berencana menyodorkan sosok kandidat cawapres pendamping Anies Baswedan.
Peliput: Tempo.co