Posted on / by Willy Aditya / in Berita

Pertama Kali Duduk di Senayan, Politikus NasDem Ingin Ubah Citra DPR

Salah satu wajah baru di Senayan adalah Willy Aditya. Politikus NasDem itu pernah mencalonkan diri di Pileg 2014, namun ia gagal. Kini, di Pileg 2019, Willy berhasil duduk di Senayan.

 

Lima tahun ke depan, Willy akan berupaya semaksimal mungkin untuk memperjuangkan aspirasi konstituennya di daerah pemilihannya (dapil).

“Tentu bersyukurlah, mendapat amanah dari rakyat, mendapat apa ya, mendapat rezeki dari Allah, tentu tidak semua orang bisa mendapatkan posisi ini, amanah ini, semoga apa yang selama ini saya perjuangkan bisa tersampaikan melalui gedung Senayan ini,” kata Willy saat berbincang dengan kumparan, seusai pelantikan, Selasa (1/10).
“Semoga tetap dalam koridor amanah dan konsisten memperjuangkan demokrasi dan hak-hak sipil politik dan hak ekonomi sosial budaya, hak dasar dari warga negara kita,” tambahnya.
Ketua DPP NasDem itu mengakui, citra DPR hingga kini masih buruk di mata publik. Sebab, seluruh pertentangan sosial politik dan hukum berada di sana. Oleh sebab itu, mengubah citra DPR ke arah yang lebih baik, menurut Willy, tidaklah mudah.
“Kalau itu memang tantangan yang berat, di negara demokrasi mana pun DPR memang menjadi institusi paling rendah mendapat kepercayaan publik, karena dia melakukan perdebatan, terjadi pertentangan, jadi memang semua tumpuan di sana dan kemudian pertarungannya di sana, pertarungan ideologi, pertarungan kepentingan, pertarungan integritas, itu ada di sana, dan semua di sana open access, bisa dilihat,” jelasnya.
Kendati demikian, sebagai anggota DPR baru, alumnus Filsafat UGM ini tetap optimistis dengan wajah DPR yang mayoritas baru ini, dia bisa membawa perubahan dalam dunia parlemen Indonesia. Terkhusus untuk Fraksi NasDem DPR, kata dia, semoga bisa meningkatkan politik berbasiskan gagasan.
“Tentu kami mencoba merajut mana yang putus selama ini, di mana titik-titik sambung itu tugas kami membuat dia lebih tegas, prinsipnya adalah membangun sebuah proses yang lebih transparan, akuntabel, dan dialogis,” tandasnya.

Tinggalkan Balasan