Posted on / by Willy Aditya / in Berita

(Tanggapan) Mahasiswa Di Berbagai Kota Terus Bergerak Tolak Sederet Rancangan Undang-Undang

Rancangan Undang-Undang KUHP, RUU Permasyarakatan, RUU Ketenagakerjaan, dan Pertambangan, Mineral, dan Batubara, menjadi benang merah yang menyebabkan ribuan mahasiswa turun ke jalan menolaknya.

 

Berawaldari #GejayanMemanggil yang bergema di Yogyakarta, lalu diteruskan demonstrasi Mahasiswa di Jakarta, Malang, Bandung, dan sejumlah kota besar lainnya. Di Jakarta, aksi mahasiswa di gedung DPR menjadi perhatian public.

 

Soalnya, RUU tersebut tengah digodok oleh pemangku jabatan yang ada di bumi pertiwi ini. Memasuki malam, aksi berujung ricuh yang menyebabkan korban luka berjatuhan. Alahasil, puluhan demonstran dirawat di rumah sakit.

 

Mereka juga meminta Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) agar UU KPK yang baru tidak diterapkan. Kemudian, ada pula tuntutan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) lekas disahkan.

 

Selain itu, sejumlah kalangan mengkhawatirkan potensi gelombang unjuk rasa mahasiswa ditunggangi oleh kepentingan politik tertentu.

 

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto menyebut, ada upaya menjegal pelantikan Jokowi-Ma’ruf Amin pada 20 Oktober nanti. Menurut eks Panglima ABRI itu, ada kelompok yang menunggangi aksi mahasiswa agar menduduki gedung MPR/DPR, sehingga lembaga tinggi Negara itu tidak bisa menyelenggarakan pelantikan Presiden dan Wapres.

 

Bagaimana tanggapan Ketua Dewan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Sultan Rivandi dan penilaian salah satu Partai pengusung Jokowi-Ma’ruf. Berikut wawancaranya.

 

WILLY ADITYA

Ketua DPP NasDem

 

Permadi Cs mengatakan, mendukung gerakan mahasiswa dan berencana melengserkan Jokowi. Apa Anda menilai, mereka sebagai penunggang gelap aksi mahasiswa ini?

Tidak. Bedalah antara mereka dengan kawan-kawan mahasiswa. Sedangkan anak STM dan segala mavam itu, hanya euphoria massa dan mereka mendapatkan panggung.

Selama ini mereka sering bersitegang, kemudian mendapatkan panggung. Alhasil, dianggap pahlawan. Jiwa mereka sedang berapi-api. Namun, kami akan mendalami dan membaca situasi sekarang ini.

 

Bagaimana dengan mahasiswa?

Apa yang dilakukan kawan-kawan mahasiswa itu adalah substansi yang berbeda (dengan Permadi Cs). Aksi mahasiswa itu adalah panggilan sejarah.

 

Apa harapan Anda kepada mahasiswa yang melakukan demonstrasi?

Sampaikan aspirasi secara konstitusional. Tetap terdepan membela seluruh hal hal yang diskriminatif kemanusiaan. Kita dukung gerakan mahasiswa untuk menegakkan keadilan dan menjadi pelopor perubahan. Tapi, harus membaca situasi lebih kritis.

 

Maksudnya?

Mengetahui kapan harus bergerak, kapan harus mundur bilamana situasi sudah membaik dan tuntutan direspon.

 

Apa aksi-aksi mahasiswa ini akan direspon anggota DPR yang baru?

Hari ini, Selasa (1/10), kami akan mengevaluasi dan mengajak kawan-kawan gerakan mahasiswa untuk duduk bersama, mendengarkan apa yang menjadi pikiran mereka, lalu mana yang menjadi pertentangan, kemudian baru kami eksekusi bersama.

 

Apakah anda khawatir kepada orang orang yang menjadi penunggang gelap aksi mahasiswa belakangan ini?

Kalau menaksir kepentingan, dalam momentum apa saja pasti ada. Kita lihat, apakah mereka signifikan atau tidak. Saya lama digerakan mahasiswa, jadi saya piker gerakan mahasiwa itu bsa memisahkan kepentingan tertentu. Begitu kita tahu ada yang lucu-lucu dan aneh-aneh, maka kita akan mengambil posisi. Kalau mereka (Permadi Cs) bermain, memang itu pekerjaannya.

 

Apakah ada antisipasi partai pengusung untuk menggagalkan niat Permadi Cs?

Kemarin, saya dan sejumlah teman-teman aktivis 98 bertemu lintas Partai. Kami duduk berbicara tentang dua sikap. Pertama, sikap sebagai aktivis yang dulu bergerak di jalanan. Tokoh-tokohnya antara lain Adian Napitupulu, Taufik Basari, Martin, Melki, Reza, dan lain-lain.

 

Sebagai aksi tandingan mahasiswa atau menangkal gerakan Permadi Cs?

Tidak ada. Kami hanya duduk membaca situasi, samakan persepsi, lalu kami bicarakan strategi aksi kami seperti apa.

 

Apakah khawatir jika Permadi Cs bergerak?

Bukan masalah khawatir, tapi kita sudah melakukan banyak proses dalam pemilu 2019. Bahkan, lebih tajam dari situasi sekarang sudah pernah. Sekarang hanya bagaimana kita sama-sama bersikap, bagaimana bernegara yang baik. Tentunya, kami akan baca betul keterlibatan mereka seperti apa. Pokoknya, jika mereka terlibat memobilisasi dan segala macam, maka akan kami geruduk juga.

 

Apakah Permadi Cs sudah pada tahapan makar?

Iya, kalau sudah begitu.

 

Polri harus menindak tegas?

Pihak berwajib dan kami juga akan turun tangan.

 

Ada pesan khusus untuk Permadi Cs?

Kalau aneh-aneh, kami akan hadapi. Mereka bukan lagi post power syndrome, tapi merasa tidak punya apa-apa, alhasil lucu-lucuan saja. Padalah, harusnya sebagai orang tua memberikan keteladanan serta pembelajaran yang baik.

 

Pembelajaran Apa?

Kita sudah bersepakat menempuh jalur demokrasi lewat pemilu yang sudah kita selenggarakan. Pak Jokowi sebagai pemenang. Apalagi, Jokowi dan Prabowo sudah bertemu, sudah saling mengapresiasi. Jadi, yang aneh-aneh hanya menjadi duri dalam perjalanan bernegara dan berbangsa.

 

Sumber: Rakyat Merdeka Cetak Selasa, 1 Oktober 2019

 

Tinggalkan Balasan